Tuesday, 17 November 2015

Pinrang Kawasan Minapolitan Dongrak Pendapatan Petambak

Tags

Silet-- Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan menjadi salah satu kawasan minapolitan Indonesia. Sentra minapolitan di Pinrang berada di tiga desa kecamatan Suppa, yaitu desa Wiringtasi, Tasiwalie dan Desa Lotang Salo, dengan mengembangkan beragam komoditi perikanan budidaya seperti udang windu, bandeng dan rumput laut. Dimaksudkan minapolitan adalah konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan.

 Sementara kawasan Minapolitan mempunyai fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan, pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung lainnya Seperti dijelaskan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, pada kunjungannya di Makassar, bahwa Kawasan Minapolitan perikanan budidaya menjadi embrio munculnya kawasan industri perikanan dan dapat meningkatkan perikanan daerah.

 Menurutnya kawasan minapolitan perikanan budidaya memerlukan sistem integrasi dari hulu sampai hilir yang meliputi produksi, pengolahan dan pemasaran yang didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai.

 “Pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya merupakan salah satu pengembangan kawasan yang konsisten sampai saat ini. Dari kawasan minapolitan perikanan budidaya, muncul pengembangan kawasan technopark, yang bersinergi dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan ke depan, kawasan minapolitan perikanan budidaya menjadi sentra-sentra pengembangan perikanan yang berbasis kawasan”, jelas Slamet.

Terpisah, Andi Parenrengi selaku pemilik tambak yang menjadi lokasi percontohan di pinrang sangat berterimakasih kepada pemerintah, karena telah memberi motivasi dalam bentuk sarana maupun bimbingan teknis sehingga benur DOC 10 sebanyak 100.000 ekor yang ditebar pada 14 Juli 2015 telah dipanen pada 20 Oktober 2015.

Hasil panen sebanyak 1.200 kg dengan size 78 ekor/kg laku terjual Rp.54.600/kg atau senilai Rp.65.520.000. Dengan perolehan hasil panen diketahui tingkat kehidupan (SR) cukup bagus mencapai 93,6 persen. “Kami sangat beruntung karena bisa dapatkan keuntungan sekitar Rp.25 juta selama kurang lebih 96 hari masa pemeliharaan," tuturnya. (rys)

This Is The Oldest Page


EmoticonEmoticon