MAKASSAR -- Sulawesi Selatan akan terus menggenjot perkembangan produksi kakao demi memenuhi permintaan pasar.
Untuk itu Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian menggelotorkan dana bantuan sebesar 20 Miliar untuk pengembangan produktivitas kakao di sulsel.
"Untuk tahun 2018 nanti ditargetkan produksi kakao Sulsel bisa mencapai 300 ribu ton atau ada kenaikan 150 ribu ton dari sebelumnya hanya mencapai 150 ribu ton " kata Mahammad Anas Kepala Bidang Pengembangan Usaha Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, Hotel Swiss Belling, Makassar, Selasa (5/4/16).
Untuk menggenjot produksi kakao tersebut Kata Asis, pihak pemerintah akan melakukan penambahan lahan di Kabupaten Luwu utara dan Soppeng.
Disamping penambahan dilakukan peremajaan tanaman. Caranya dengan memangkas tanaman yang sudah tua. Kemudian dilakukan teknologi sambung pucuk untuk mempercepat pertumbuhan tanaman kakao muda.
"Tanaman yang tumbuh lewat sambung pucuk ini memiliki keunggulan tahan terhadap cuaca dan penyakit. Kemudian untuk pemakaian pupuk menggunakan pupuk biokimia yang ramah lingkungan," terangnya.
Semetara itu, Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar, Direktorat Jenderal Perkebunan Dwi Praptomo Sudjatmiko mengatakan Selama ini pengembangan kakao di Indonesia masih secara konvensional, sehingga produksi kakao pun belum bisa sebesar negara Pantai Gading dan Ghana.
"Saat ini produsen kakao Indonesia terbesar nomor 3 dunia. Dan Sulawesi merupakan daerah penghasil kakao terbesar di Indonesia. Luas lahan kakao di Sulawesi mencapai 838.037 ha atau 50% dari total luas lahan di Indonesia," kata Dwi.
Untuk Sulawesi Selatan sambung Dwi, produksi kakao di sulsel menyumbang sekitat 10% persen dari peroduksi nasional, " untuk itu dari pemerintah memprioritaskan Sulsel sebagai sentra produksi kakao nasional," tandasnya.
EmoticonEmoticon