MAKASSAR -- Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkebunan optimis tahun ini produksi kakao secara nasional naik sebesar 15% dari tahun sebelumnya yang hanya mampu memproduksi sebanyak 700 ton.
"Walaupun tahun kemarin prroduksi kakao kita menurun karena ada badai el nino, tapi kita optimis tahun ini produksi kakao kita naik 10 sampai 15 persen," ungkap Direktur Tanaman Tahunan dan Rempah, Ditjen Kementrian Pertanian, Dwi Pratomo, Praptomo Sudjatmiko di Makassar, Selasa (5/4/16).
Menurut dwi produksi kakao secara nasional di tahun 2015 hanya mencapai 700 ribu ton, maka dari itu tahun ini target dinaikkan menjadi 1000 ton atau lebih.
Kata Dwi untuk menggenjot target tersebut pihak pemerintah telah mencanangkan program pengembangan kakao yang tersebar di 22 provinsi dengan luas 82.470 hektar yakni meliputi program intensifikasi lahan, peremajaan tanaman kakao dan perluasan lahan.
Khusus sulsel pengembangan kakao dengan luas 15.900 hektar yang tersebar di beberapa kabupaten masing masing yaitu Luwu Utara 3.500 hektar, Bulukumba 3.500 hektar , Soppeng 6.500 hektar, Sinjai 500 hektar, Bone 500 hektar, Luwu 500 hektar dan Bataeng 500 hektar.
"Kita prioritaskan Sulsel sebagai sentra produksi kakao nasional, karena Sulsel memberi andil sebesar 10 persen kontribusi produksi kakao nasional," ujarnya.
Disamping itu kata Dwi, pemerintah Jokowo JK tahun ini menargetkan produksi kakao dalam negeri berada pada urutan kedua terbesar dunia. "Produksi kakao indonesia urutan ketiga di dunia setelah pantai gading dan Gana, " untuk itu pemerintah sekarang ini menargetkan produksi kakao kita ada di urutan 2 terbesar di dunia," tandasnya.
EmoticonEmoticon