MAKASSAR, Silet-- Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan sangat potensial pada pengembangan komoditas perikanan. Bentangan tambak yang ada seluas 2.570 Ha sementara potensi budidaya tambak seluas 5.000 Ha dan potensi budidaya pantai seluas 1.400 Ha.
Melihat potensi tersebut Pemkab Barru fokus untuk mendongkrak kesejahteraan masyarakatnya melalui usaha tambak udang. Sejumlah langkah terobosan dilakukan, mulai dari penyediaan induk unggul yang terjamin, pakan bermutu yang harganya ekonomis, pengembangan teknis budidaya yang terus menerus dilakukan melalui riset dasar dan terapan.
Dalam pengembangan tambak udang itu juga mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Hal itu antara lain dilakukan dengan penyediaan sarana produksi, seperti benih, pakan, dan probiotik pestisida untuk pembersihan lahan dari bahan alami yang sudah disediakan. Selain itu, penerapan biosekuriti secara maksimal sebagai upaya pencegahan terhadap penyebaran hama dan penyakit udang.
Darwis salah satu petani tambak dari Kuppa Kecamatan Mallusetasi, Barru, mengatakan saat ini prospek usaha pembibitan benur yang digelutii sangat menjanjikan. Untuk omzet produksi benurnya Darwis mengaku mencapai Rp 200-300 juta rupian per bulan ,pada tahun 2014 omzet penjualan benur udang vaname stabil pada kisaran 100 juta per bulan.
Darwis menuturkan kegiatan yang semula hanya ditargetkan untuk memenuhi kebutuhan akan benih udang di sekitar lokasi usahanya (Kabupaten Barru), ternyata benur udang vaname dan windu yang diproduksinya bisa menyeberang ke Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah.
Bahkan diakuinya sudah kerepotan melayani permintaan yang tinggi dimana setiap 1 orang penggelondong dan penyalur memesan 7 juta ekor benur sementara hanya bisa dipenuhi sebesar 4 juta ekor.
Darwis yang membeli naupli dari produsen lokal tidak menetapkan kualitas khusus dan menjual sesuai harga pasaran dimana benur udang windu ukuran PL11 dijual dengan harga Rp 25-27/ekor dan benur udang vaname PL8 dipasarkan dengan harga Rp 30-32/ekor.
Benur windu diproduksi + 4 juta ekor/siklus atau sekitar 30 juta ekor/tahun. Sedangkan benur vaname selama 4 bulan terakhir diproduksi sebanyak 10 juta ekor/bulan, dimana menurutnya dalam satu tahun terakhir ini harga jual benur harganya naik.
Dalam kondisi usaha yang cukup stabil dan menjanjikan ini Darwis optimis semuanya akan berjalan lancar dengan harapan pemerintah tetap konsisten memperjuangkan keberadaan pembenih dan pembudidaya udang khususnya di Sulawesi Selatan.
Untuk mencapai hal itu Darwis berharap keberadaan induk yang stabil (untuk induk udang windu yang didapat dari alam) dan indukan udang vaname dengan kualitas tinggi (unggul), serta dengan mempertahankan pelaksanaan SOP-nya, untuk itu harga benih udang pada tingkat HRST dan Bekyard dapat bersaing dengan sehat. Selain itu Darwis juga berharap generasi muda perikanan lebih tertarik dan lebih banyak terjun ke bidang usaha pembenihan udang.
Tuesday, 17 November 2015
Usaha Pembenihan Udang Capai Omset 300 Juta
Penulis Celebesjob
Diterbitkan 15:05:00
Tags
loading...
Artikel Terkait
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
EmoticonEmoticon