MAKASSAR-- Moring buoy atau penanda titik tertentu di perairan diperkenalkan kepada masyarakat yang bermukim di tiga pulau besar di Kota Makassar.
Mooring buoy yang berupa pelampung yang ditambatkan pada dasar perairan ini telah disebar disekitar wilayah spermonde makassar.
Hal ini seperti disampaikan Andi Ilham Mattalata, penggagas konservasi laut melalui mooring buoy. Menurutnya sebanyak 11 mooring buoy diserahkan ke masyarakat kepulauan guna memberikan pemahaman kepada masyarakat pentingnya manjaga habitat dan keberlangsungan aneka ragam hayati di wilayah perairan Makassar.
"Imbauan yang dipasang di mooring buoy ini, mungkin satu-satunya dilakukan di Indonesia. Kami bersyukur karena Dinas Kelautan dan Perikanan baik provinsi maupun makassar merespon usulan ini," ucap Pemerhati Wisata Bahari Sulsel ini saat ditemui di dermaga kampung popsa Makassar, Senin, (14/12/15).
Ilham yang didampingi Kepala Seksi Kelautan dan Konservasi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulsel A. Mallombasi Mappewali berharap pelibatan masyarakat dalam pengelolaan mooring buoy di tiga pulau ini bisa memberikan pemahaman ke pemilik kapal agar tidak menggunakan jangkar saat masuk ke perairan spermonde Makassar.
"Jangkar sangat berbahaya karena bisa merusak habitat dan terumbu karang di lautan. Makanya kami memasang imbauan bagi warga dan pemilik kapal aga tidak menggunakan jangkar atau melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa merusak ekosistem laut," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Kelautan dan Konservasi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulsel A. Mallombasi Mappewali mengaku telah memberikan support anggaran untuk pembuatan mooring buoy ini karena ide papan bicara melalui mooring buoy ini sangat efektif.
"Apa yang dilakukan pak Andi Ilham dan komunitas penyelam popsa sangat membantu pemerintah memberikan edukasi ke masyarakat. Kita berharap banyak pihak yang bisa memberikan dukungan dalam menjaga konservasi di Sulsel," tandasnya.
EmoticonEmoticon