MAKASSAR -- Perkembangan produksi ikan mas secara nasional menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan peningkatan produksi tiap tahunnya rata - rata dari sebesar 7,09%. Di Sulawesi Selatan ikan Mas merupakan produksi andalan bagi pembudidaya ikan air tawar dengan menempati posisi pertama dari ikan jenis lainnya seperti nila, gurami, patin dan lele.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulsel Sulkaf S Latief mengatakan produksi ikan Mas Sulsel menjadi andalan di sektor budidaya ikan air tawar. Adapun daerah produksi ikan mas terbesar di sulsel yaitu Kabupaten Pinrang, Sidrap, Enrekang, Tator, Soppeng dan Gowa.
" Produksi budidaya ikan air tawar sepanjang tahun 2015 terbesar adalah ikan Mas yaitu sebesar 9.029 ton disusul Nila sebesar 4.166 ton, Lele sebesar 1.848 ton, patin sebesar 45 ton dan Gurame 13 ton," ungkap Sulkaf, Selasa (16/2/16).
Menurut Sulkaf, pencapaian yang cukup tinggi tersebut didorong oleh kegiatan budidaya ikan mas melalui minapadi, yaitu sistem penerapan budidaya dilahan persawahan dengan pola penanaman padi dan ikan mas secara bersamaan pada satu lahan.
" Ini juga disebut metode tumpang sari, biasanya kan habis tanam padi banyak air maka dari itu ditebar bibit ikan mas. Penerapan dengan program mina padi ini sudah banyak dikembangkan di daerah Sulsel terutama di Pinrang, Enrekang, Luwu, Sidrap dan Gowa," ujar Sulkaf.
Namun dilihat dari kinerja capaian terhadap target tahunan menunjukkan bahwa capaian produksi ikan mas tahun 2015 belum capai target yang ditetapkan yaitu sebesar 9.825 ton dimana nilai produksi yang hanya mencapai kurang lebih 90% dari target.
Yang menjadi penyebab tidak tercapainnya target tersebut, menurut Sulkaf antara lain dikarenakan faktor cuaca yaitu musim kemarau yang melanda di sejumlah daerah penghasil ikan mas, dan menyebabkan kekeringan sehingga waktu tanam mundur.
Disamping itu secara umum kapasitas usaha yang dijalankan pembudidaya masih dalam skala kecil, disisi lain permasalahan tingginya biaya produksi sebagai akibat dari tingginya harga pakan pabrikan tidak sebanding dengan harga yang berlaku di pasaran, sehingga secara ekonomis tingkat efesiensi masih cukup rendah.
Serta fenomena masih munculnya penyakit yang disebabkan virus KHV pada beberapa sentral produksi menjadi penyebab utama penurunan capaian produksi ikan mas.
Dalam upaya pencapaian target volume produksi maka perlu upaya - upaya yang secara langsung mendorong peningkatan efesiensi produksi, diantaranya : (i) Intensifikasi melalui pengembangan teknologi baik budidaya maupun aspek nutrisi (pakan) yang berkualitas berbasis bahan baku lokal; (ii) Pengembangan kapasitas usaha dengan dukungan penguatan modal bagi usaha skala kecil melalui penguatan kemitraan usaha; (iii) Perluasan akses pasar dan peningkatan nilai tambah. Jika upaya di atas mampu dilakukan, maka target produksi pada Tahun 2014 diprediksi akan mampu di capai.
Diolah dari berbagai sumber
EmoticonEmoticon