MAKASSAR-- Pakar Hubungan Internasional Universitas Hasanuddin (HI-Unhas), Dr Adi Suryadi Culla MA mengatakan waktu menginap peti kemas di pelabuhan (dwelling time) di Indonesia termasuk yang paling lama di kawasan Asia Tenggara/ASEAN.
Menurutnya dwelling time Indonesia memakan waktu 10 -15 hari, padahal idealnya hanya butuh 4 hari. Bahkan dwelling time indonesia kalah jauh dari negara vietnam dan Thailand.
Adi menyebutkan pelayanan logistik dwelling time di Singapura makan waktu 1 hari, Malaysia 3 hari dan Thailand sekitar 4 hari hingga 5 hari. "Di Indonesia ini kadang dweiling time nya sampai 15 hari" ungkapnya di acara Seminar Nasional HI, Hotel Novotel Makassar, Minggu (29/11/15).
Adi mengatakan dwelling time yang sangat panjang itu disebabkan lemahnya koordinasi antar instansi yang berwenang di pelabuhan, apa lagi menurut Adi banyak instansi yang mengambil keuntungan dari dweling time ini, Akibatnya, masing-masing instansi berjalan sesuai dengan kepentingan masing-masing.
"Kelemahan kita adalah sistem manajemen yang amburadul, bayangkan saja misalnya kapal masuk di pelabuhan itu butuh pemeriksaan selama lima hari belum lagi urus surat surat yang juga memakan waktu lima hari, belum lagi bongkar kontainernya.
"Dari data indeks pelayanan logistik kita yang paling amburadul di Asean, kalau kita seperti ini kita tidak akan siap hadapi Asean Comonity," tandasnya.
Adi menyayangkan pemeriksaan yang tak bisa dilakukan lewat koordinasi dalam satu pintu ini. Pemeriksaan yang terlalu panjang ini dinilai Adi sebagai bentuk ketidakpercayaan terhadap dunia usaha.
Adi juga mengeluhkan terlalu rumitnya pemeriksaan barang oleh Bea Cukai, sehingga memakan waktu terlalu lama. Untuk itu Ia mengimbau kepada pemerintah supaya pelayanan sistem logistik di pelabuhan dibenahi.
EmoticonEmoticon