MAKASSAR-- Guna menekan biaya logistik PT Pelindo IV mewujudkan pengiriman logistik langsung ke negara tujuan (direct call) tanpa transit lagi di pelabuhan Surabaya dan Jakarta.
Pelayaran tersebut dicanangkan dari Pelabuhan Terminal Peti kemas Makassar (TPM) ke terminal peti kemas Hongkong, dengan menggandeng pelayaran internasional di bawah bendera SITC Container Lines Co Ltd.
Sesuai dengan perencanaan, pelaksanaan perdana direct call tersebut dijadwalkan berlangsung pada hari ini Sabtu 5 Desember 2015 ditandai dengan pengiriman komoditas ekspor sebanyak 300 TEU's.
Humas Pelindo IV Anna Maryani mengatakan, pengiriman logistik ke Hongkong merupakan dirct call Perdana Pelindo IV di Makassar yang selama ini sudah diwacanakan beberapa tahun yang lalu.
"Selama inikan kalo mau ekspor ke negara asing kita hanya bisa transit dipelabuhan tanjung perak di Surabaya, sekarang kita akan melakukan ekspor lansung ke negara tujuan, tanpa lagi transit di Surabaya dan Jakarta, tuturnya, Kamis (3/12/15).
GM Terminal Petikemas Makassar (TPM) Pelindo IV Muhammad Basir mengemukakan, kapasitas terpasang alat bongkar muat telah mampu melayani kapal kargo dengan muatan skala besar.
Adapun perusahaan pelayaran yang masuk ke Makassar melalui skema direct call yaitu SITC Container Lines yang berpusat di Hongkong dan berencana menggunakan kapal dengan kapasitas 1.000 TEU's.
"Penyelenggaraan direct call ini sudah kita rintis sejak 2004 lalu, dan baru bisa terealisasi tahun ini. Kita harap bisa jadi momentum masuknya perusahaan shipping line skala global ke Makassar," terangnya.
Menurutnya, pembukaan jalur pelayaran langsung tersebut diestimasi bisa memangkas biaya logistik sekitar 15% seiring dengan pengurangan double handling. Dijelaskan, penerapan Direct Call dapat mengurangi biaya logistik hingga 120 dolar AS per kontainer, sehingga hasil ekspor bisa bersaing di luar negeri.
Tidak hanya itu, pencatatan ekspor Sulsel akan semakin tinggi, termasuk efek pendapatan pajak akan lebih banyak masuk ke daerah, yang sejak 11 tahun diambil alih Pelabuhan Surabaya dan Jakarta.
Basir merinci, saat ini Terminal Peti Kemas Makassar (TPM) mengelola kontainer untuk ekspor per bulannya mencapai dua ribu teus hingga 2.500 teus. Sementara, untuk bongkar muat domestik mencapai 1.200 teus dengan jumlah per bulannya 600 call hingga 800 call dengan total seluruh bongkar muat ekspor, maupun impor sebanyak 45 ribu teus hingga 50 ribu teus.
Adapun kunjungan kapal ke pelabuhan TPM mencapai 100 call hingga 120 call. Dari jumlah tersebut, TPM menargetkan kelolaan dana Rp 380 miliar.
"Kerja sama ini dapat terwujud atas dukungan dan komitmen seluruh stakeholder, termasuk keinginan besar perusahaan pelayaran Hongkong membuka akses ke Makassar dengan kompensasi muatan balik yang diberikan sekitar 150 teus sekali datang. Selain itu, ini komitmen dalam memberikan layanan," pungkasnya.
Untuk memaksimalkan layanan, telah disiapkan peralatan di TPM, yakni dua alat transtainer baru akan diuji coba (comisioning) dan disiapkan pula tujuh kontainer crane dengan ketersediaan total 18 unit transtainer," tambahnya.
Selama ini, pengiriman komoditas ekspor dari wilayah timur tekhusus Makassar harus melalui Surabaya ataupun Jakarta untuk kemudian dikirim ke negara tujuan ekspor. Adapun jalur pelayaran yang bakal dilalui SITC Container dimulai dari Hongkong, kemudian Makassar, Jakarta, lalu masuk ke Serawak dilanjutkan ke Manila dan terakhir kembali ke Hongkong.
EmoticonEmoticon