MAKASSAR -- Realisasi Produksi udang Sulawesi Selatan sepanjang 2015 mencapai 40 ribu ton lebih atau melampaui target yang ditetapkan sebesar 38 ribu ton.
Kabid Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Sulkaf S Latief mengatakan, produksi udang budidaya pada tahun lalu (2015) cukup baik. Berdasarkan angka sementara, realisasi produksi melampaui target.
Menurutnya potensi udang petambak di sejumlah daerah Sulsel memang cukup tinggi. Terutama jenis udang windu dan vaname yang memiliki prospek pasar cerah, selain itu ada jenis undang api-api, putih dan lain lain.
“Awalnya kita target mampu menghasilkan 38.630 ton udang pada tahun 2015, namun data realisasi mencapai 40.346, " ungkap Sulkaf, Senin (18/1/16).
Terperinci hasil produksi udang Sulsel selama 2015 yaitu udang windu sebesar 15.573 ton, vaname sebesar 11.785 ton, dan udang lainnya yaitu sebesar 12.988 ton.
Selama kurang waktu tiga tahun terakhir produksi udang memiliki kecenderungan terus naik. Hal ini dapat lihat produksi udang secara umum terus meningkat dimana pada tahun 2013 produksi udang windu sebesar 15.139 ton naik menjadi 16.036 ton di tahun 2014 sementara udang vaname di tahun 2013 sebesar 8.542 ton naik menjadi 15,247 ton di tahun 2014.
" Adapun penghasil undang terbesar Sulsel yakni Kabupaten Pinrang, Bone, Maros, Takalar, Luwu, Luwu Timur, Bulukumba dan Pangkep," sebut Sulkaf.
Disamping itu, keberhasilan melampaui target hasil panen ini sekaligus menunjukkan Sulsel, memiliki peluang besar untuk menjadi sentra industri udang nasional karena potensi lahan yang luas, serta jaminan ketersediaan bahan baku, sarana dan prasarana produksi, infrastruktur serta memiliki sumber daya manusia yang berdaya saing.
Disebutkan bahwa pada 2011, di Kabupaten Barru, lahir teknologi budidaya udang supra intensif dengan produktifitas tertinggi di dunia yakni 153 ton/ha/musim tanam, atau 306 ton/tahun
Teknologi supra intensif itu telah direplikasi di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan menyusul Gorontalo, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara.
Bila diasumsikan di kawasan timur Indonesia dikembangkan tambak supra intensif seluas 5.000 ha secara terencana dan terkendali dengan produktifitas 200 ton/ha/tahun saja, maka setiap tahun tersedia bahan baku sekitar satu juta ton, jauh di atas produksi udang nasional dewasa ini yang menghampiri 600.000 ton dengan kontribusi kawasan timur sekitar 20 persen.
EmoticonEmoticon