Saturday, 27 February 2016

Penyuluh Perikanan Kunci Keberhasilan Perikanan Dalam Negeri

Tags

MAKASSAR -- Salah satu cara meningkatkan potensi perikanan nasional adalah melalui
kegiatan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, dan pemberdayaan yang ditujukan bagi masyarakat di sektor kelautan dan perikanan.

Hal tersebut di ungkapkan Kepala pusat penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (Kapusluh), Endang Suhaedy, di acara Bimtek, dan Workshop di Hotel singgasana, Makassar (Sabtu/27/2/16).

“Di bidang penyuluhan dan pemberdayaan, KKP berupaya membangun kemandirian kelompok masyarakat pelaku utama usaha kelautan dan perikanan baik itu nelayan, pembudidaya, dan pengolahan," tuturnya.

Menurut Endang keberadaan penyuluh perikanan bantu sangat menentukan keberhasilan perikanan di tanah air.

“Posisi penyuluh perikanan memiliki peran yang cukup strategis dalam pengembangan perikanan nasional kita kedepan, hal ini sejalan dengan visi Mentri KKP yaitu kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan. Jadi sangat bergantung pada penyuluh, mereka adalah agen of cange, Intinya penyuluh adalah kuncinya,” katanya.

Lebih jauh Endang mengatakan, BPSDMP KP melalui unit kerjanya Pusluhdaya KP, sejak 2011 telah membangun aplikasi Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Simluh KP) sebagai database bersama penyuluhan perikanan di pusat, provinsi dan, kabupaten/kota yang pada tahun 2016 disempurnakan menjadi Simluhdaya KP.

Aplikasi ini dibangun dengan swadaya, belum didukung oleh anggaran APBN, namun setiap tahunnya dilakukan perbaikan dan pengembangan sesuai kebutuhan stakeholder kelautan dan perikanan.

Dijelaskan lebih lanjut, manfaat penggunaan Simluhdaya KP sebagai media informasi dan komunikasi antara pusat dengan stakeholder kelautan dan perikanan, khususnya penyuluh perikanan berupa penyedia informasi dalam penyusunan perencanaan, kajian pengembangan dan pemenuhan kebutuhan dalam pelaksanaan penyuluhan di lapangan.

Sekadar diketahui bimbingan teknis (Bimtek) Penyuluh Perikanan Bantu (PPB) di Makassar ini diikuti peserta dari Sulawesi Utara, Gorongtalo, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua, dengan jumlah peserta yang hadir mencapai 180 orang.


EmoticonEmoticon