MAKASSAR -- Proyek pembangunan Reklamasi Center Point of Indonesia (CPI) dinilai tidak sesuai dengan tata ruang Kota Makassar pasalnya pembangun tersebut akan melahirkan bencana baik segi ekologi maupun sosial ekonomi.
Ahli tata ruang dan Infrastruktur Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Andi Idham Pananrangi, menilai amdal bukan satu satunya persoalan yang muncul pada pembangunan CPI. Ada hal-hal lebih detail di dalam amdal tersebut yaitu menyangkut aspek-aspek penting seperti pemanfaatan dan aspek pengelolaan serta aspek pengendalian lingkungannya.
"Ini menjadi penting untuk melihat kemungkinan apa yang akan terjadi dan bagaimana penataan kota Makassar ke depannya," kata Idham dalam dialog " Ruang Publik Yang Tergadai" di Mr. Coffee Makassar, Kamis (3/3/16)
Menurut Idam pada tataran pembangunan Kota Makassar sampai sekarang ini masih sebatas perencanaan, sementara di sektor SDMnya belum mampu melihat dari segi pemanfaatan apatah lagi pada aspek pengendalian.
"Kalau melihat tata ruang kota kita ini baru mengenal fase perencanaan, belum masuk pada fase pemanfaatan dan pengendalian, kita hanya berputar putar pada tataran aspek perencanaan saja," cetusnya.
Menurut Idham dari segi SDM Pemerintah tidak punya perencanaan terintegrasi, sehingga berbagai macam persoalan muncul berkaitan dengan pembangunan kota seperti Banjir, Polusi udara, kemacetan, hingga polemik kemiskinan.
Sementara kata Idham Konsistensi Pemerintah dalam melaksanakan aturan yang ada juga lemah. Misalnya pemerintah kalah ketika berhadapan dengan pemodal, seperti kasus yang terjadi sekarang ini, tiba-tiba kawasan pesisir Makassar akan dijadikan lahan bisnis, dan sebagainya.
" Kita juga harus pahami pemanfaatan pembangunan CPI yang nikmati siapa, jangan sampai masyarakat kita korbankan hanya kepentingan bisnis, mereka dapat anaknya warga dapat bencana nya," kata Idham.
Disamping itu kata Idham Pemerintah juga kurang memiliki kemampuan mengantisipasi persoalan-persoalan di masa yang akan datang seperti urbanisasi, dan penataan lahan bisnis.
"Penduduk Makassar tiap tahun mengalami peningkatan seiring adanya urbanisasi dari desa ke kota, akibatnya lahan di makassar semakin lama semakin sempit dan dan mahal, timbullah peta konflik akhirnya terjadi persaingan lahan dan bisnis yang tidak sehat" ungkapnya.
Idham menjelaskan pentingnya penataan kota dengan baik, menurutnya penataan kota yang baik merupakan emberio bagi kenyamanan masyarakat dan masa depan negara. "Masalah pembangunan CPI pemerintah harus jeli, harus punya aturan perencanaan jangka panjang yang lebih detail," tandasnya.
Idam mengimbau masalah kota merupakan tanggung jawab bersama baik pemerintah maupun masyarakat, maka dari itu harus terjadi kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut. "Kita harus peduli kota Makassar, kalo kota kita sehat maka kriminal mudah ditekan," pungkasnya.
EmoticonEmoticon