MAKASSAR -- Asosiasi Rumput Laut ARLI akan melakukan ekspor rumput laut sebanyak 53 kontainer atau sebesar 1.325 ton dengan nilai USD 861.000 melalui sistem direct call di Pelabuhan Makassar. Dengan tujuan ekspor yaitu Cina dan Jepang.
Seperti dijelaskan Sekertaris Jenderal ARLI, Mursalim, bahwa ekspor rumput laut merupakan produk andalan di sektor perikanan Sulsel dengan produksi diatas 2,5 juta ton tiap tahunnya.
"Secara nasional tahun ini kita menargetkan ekspor rumput laut kita mencapai 300 ribu ton, sementara untuk Sulsel sekitar 175 ribu ton atau sekitar 70% dari total ekspor," ungkapnya, Jumat (25/2/16).
Sementara itu Ketua ARLI, Safari Azis menuturkan tiap tahunnya ARLI mengekspor rumput laut kering rata rata mencapai 282 ribu ton lebih dengan pangsa pasar terbesar yakni Cina yaitu sekitar 60% dari total ekspor, atau sekitar 169 ribu ton tiap tahunnya selebihnya ke Jepang, Vietnam dan Eropa.
"China jadi serapan pasar paling besar. Kita harus bersyukur China menerima produk kita. Karena selama ini kan yang menjadi persoalan produksi rumput laut yaitu pasarnya. Produksi kita banyak, tapi tidak semua terpakai. Andalkan serapan industri dalam negeri, masih kurang," ujarnya.
Menurutnya, gaya hidup masyarakat China membuat konsumsi rumput laut meningkat. Meski ada perlambatan ekonomi China, ekspor rumput laut dari Indonesia tidak berpengaruh, karena kebutuhan masyarakatnya.
Sebelumnya Safari Azis menyampaikan penolakan adanya wacana larangan ekspor bertahap rumput laut, menurutnya pelarangan ekspor bisa merugikan petani.
EmoticonEmoticon