Thursday, 4 February 2016

Kakap dan Kerapu Kurang Dibudidayakan Di Sulsel

MAKASSAR -- Indonesia sebagai negara maritim memiliki potensi sumber daya perairan yang cukup besar untuk usaha budidaya ikan, namun usaha budidaya ikan kakap dan kerapu belum banyak berkembang.

Di Sulawesi Selatan Budidaya ikan air laut seperti kakap dan kerapu masih belum diminati. Selama tahun 2015 produksi ikan kakap dan kerapu hanya mencapai 10 ton dari target produksi sebesar 20 ton, rinciannya kerapu sebanyak 6 ton sedangkan Kakap hanya 4 ton.

Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulsel, mengatakan beberapa kawasan di Sulsel, memiliki potensi besar untuk membudidayakan ikan jenis kerapu maupun kakap seperti Kabupaten Selayar, Jeneponto, Barru, Pinrang, dan Bulukumba. "Namun, sejauh ini masyarakat masih kurang berminat untuk mengembangkan usaha tersebut," ungkap Sulkaf

Kata Sulkaf, produksi ikan kakap/kerapu di Sulsel sebagian besar masih dihasilkan dari penangkapan di laut, dan hanya beberapa saja diantarannya yang telah di hasilkan dari usaha- pemeliharaan (budidaya). Salah satu faktor selama ini yang menghambat perkembangan usaha budidaya ikan kakap/kerapu di Sulsel adalah waktu budidaya dan biaya operasional yang tinggi.

"Selain waktu budidayanya lama, biaya operasional yang digunakan juga cukup tinggi dan harganya tidak menentu alias rendah dibanding ikan yang sama dari hasil tangkapan.
Agak sulit untuk budidaya ikan air laut dengan kendala seperti itu sehingga masih belum diminati masyarakat," jelasnya.

Sementara itu pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mengembangkan produksi ikan kakap dengan diversifikasi dan teknologi komoditas budi daya laut. Adapun, salah satu jenis kakap yang menjadi andalah adalah kakap putih.
Untuk itu, KKP telah mengembangkan Demonstration Farm (Demfarm) budidaya kakap putih karamba jaring apung (KJA) di Perairan Belawan, Sumatera Utara. Demfarm dilakukan dengan melibatkan Kelompok Pembudi daya Ikan Putra Jala Senastri dan dilakukan pada 36 lubang KJA. 

Disamping itu KKP juga telah menerapkan  teknologi pembenihan dan pembesaran kakap putih melalui Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam. Teknologi tersebut akan disebarluaskan kepada masyarakat agar usaha budi daya kakap putih lebih efisien dan menguntungkan.


EmoticonEmoticon