MAKASSAR, UPEKS -- Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulawesi Selatan bersama Panglima Kodam VII Wirabuana membahas empat pilar konsensus pada saat pengajian akbar yang digelar di Masjid Raodhatul Jannah, Jl Barua Raya, kelurahan Paccerakang, Kecamatan Biringkanaya, kota Makassar, Minggu (21/2/16).
Ketua DPW LDII Sulsel Hidayat Nahwi Rasul, mengatakan demi memproteksi bangsa dari serangan amoralitas maka konsep LDII adalah tameng untuk mengkalter hal tersebut, dua konsep itu ialah Keislaman dan keindonesiaan.
"Islam terwejantahkan dalam mewujudkan Rahmatal Lil Alamin dimana islam menjadi jangkar harmoni kehidupan baik sesama manusia, maupun alam," tutur Hidayat.
Sedangkan keindonesiaan adalah wujud nasionalisme kita dalam menjunjung nilai nilai luhur yang terkandung dalam 4 konsensus yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI).
Menurut Hidayat Di tengah merosotnya moral saat ini, seperti Porno Aksi, porno grafi, narkoba, dan LGBT (lesbian, gey, bisex dan transgender) adalah kurangnya penerapan nilai agama bagi generasi muda.
" generasi mudah harus belajar agama , kalo cuman belajarnya sepotong sepotong maka rentang merusak diri sendiri, dan bisa merusak bangsa dan negara, maka itu belajar agama harus kaffa, menyeluruh.
Sementara itu Pangdam VII/ Wirabuana Mayjen TNI Agus Surya Bakti mengatakan ada sebuah ancaman bangsa indonesia yang harus dilawan yaitu Proxi war (perang Proksi). "Perang proksi ini adalah perang kasat mata tak terlihat namun ada, dan lebih dahsyat dari perang pisik (nyata)," terangnya
Menurut Agus, latar belakang konflik masa kini telah berubah dari memperebutkan energi tak terbarui (minyak) menjadi memperebutkan pangan, air dan energi hayati. Sementara, lokasi konflik kini bergeser ke garis ekuator, dimana banyak terdapat kekayaan hayati di dunia.
Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di daerah equator dengan kekayaan alam yang melimpah, tentunya menjadi sasaran utama perebutan bangsa asing di masa yang akan datang. “Inilah ancaman nyata bagi Bangsa Indonesia,” tegas Agus.
Dalam rangka upaya merebut kekayaan alam Indonesia itulah, menurut Agus, bangsa-bangsa asing melancarkan Proxy War terhadap Indonesia, yaitu perang melalui berbagai aspek berbangsa dan bernegara. Intinya, mereka berupaya menebar hegemoni dengan berbagai aspek seperti budaya, Ekonomi, politik dan budaya.
dengan menyebarkan opini-opini adu domba untuk menghancurkan generasi muda kita dengan menawarkan budaya asing yang dikemas sedemikian rupa agar terlihat bagus di mata anak-anak muda sekarang, seperti narkoba, seks bebas, dan sebagainya.
Selanjutnya menurut Agus untuk terhindar dari serangan proksi war salah satunya adalah wawasan kebangsaan dengan nilai terkandung didalamnya yaitu saling menghormati, menghargai, mengedepankan musyawarah, gotong royong, toleransi, santun dan berbudaya.
EmoticonEmoticon