MAKASSAR -- Pengusaha Rumput Laut yang tergabung dalam Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) menolak tegas wacana pembatasan ekspor rumput laut dalam bentuk raw material (rumput laut kering).
Menurut Ketua ARLI Safari Azis, serapan industri dalam negeri terhadap rumput laut dinilai masih sangat rendah, yakni hanya mencapai 87.429 ton kering, atau sekitar 10 persen, sedangkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat produksi rumput laut Indonesia pada tahun 2015 mencapai 10.335.000 ton basah atau jika dikonversi menjadi 1.033.500 ton kering. Sehingga rumput laut yang dihasilkan oleh petani masih sangat membutuhkan penyaluran pasar luar negeri.
Selain itu kata Azis, saat ini kita baru memanfaatkan sekitar 30% lahan budidaya, jadi sangat tidak beralasan melakukan pembatasan apa lagi menutup pasar ekspor. "Artinya wacana pembatasan /pelarangan ekspor rumput laut sangat bertentangan dengan kondisi faktual saat ini, dan pelarangan tersebut dapat memiskinkan para petani," kata Azis saat berkunjung ke redaksi Media Harian Fajar, Lt. 4 Graha Pena Makassar, Senin (22/2/16).
Lebih Jauh Azis mengatakan, produksi rumput laut dalam negeri meningkat setiap tahunnya, persediaan masih banyak sedangkan serapan masih minim."Kalau ini tidak diekspor mau diapakan persediaan itu, sementara permintaan pasar luar negeri cukup baik," ujar Azis.
Sementara itu menurut Sekjed ARLI Mursalim, perlindungan terhadap sektor hulu perlu diperhatikan dengan baik. Pasalnya, pembatasan ekspor rumput laut memiliki dampak sosial ekonomi yang cukup serius, terutama bagi kesejahteraan petani karena rumput laut merupakan salah satu alat jaring pengaman sosial bagi masyarakat pesisir dan pulau pulau kecil.
Selain itu Kata mursalim pihak Arli, mendukung penuh upaya pemerintah dalam kegiatan hilirisasi rumput laut serta pengembangan industri berdaya saing. Namun, disaat yang sama pihaknya juga mendukung pemanfaatan peluang pasar luar negeri, dengan melakukan pemenuhan bahan baku yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan industri global.
"Kita harapkan pemerintah bisa mengambil langkah-langkah yang strategis agar pengembangan komoditas rumput laut bisa optimal baik dari sisi industri pengolahannya hingga ke perdagangannya agar bisa berpihak pada petani dan pemangku kepentingan lainnya dari hulu hingga hilir.
Sehingga pemerintah juga tidak lagi dibebani dengan jutaan rakyat miskin di pesisir termasuk di daerah perbatasan kita karena telah tersejahterahkan oleh bisnis rumput laut dari hulu ke hilir, sekaligus mewujudkan nawacita pemerintah dalam membangun daerah pinggiran," pungkasnya.
EmoticonEmoticon