Sunday, 21 February 2016

Waspada, Barat Ingin Kuasai Indonesia Lewat Proxy War

Tags

MAKASSAR -- Pangdam VII Wirabuana, Mayjen TNI Agus Surya Bakti menyampaikan kepada seluruh lapisan masyarakat terutama generasi muda, untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi berbagai macam ancaman pertahanan dan keamanan pada abad ke-21, khususnya ancaman proxy war yang berpotensi mengancam keutuhan Indonesia.

Menurut Mayjen Agus proxy war merupakan jenis perang yang dilakukan tanpa senjata, tetapi mampu menimbulkan dampak yang destruktif dan masif serta mengancam keutuhan NKRI. " perang proksi adalah perang kasat mata yang tak terlihat, namun ada dan lebih dahsyat dari pada perang fisik," tuturnya di acara pengajian akbar yang di adakan LDII Sulsel, di Masjid Raodhatul Jannah, Paccerakkang Makassar, (21/2/16).

Ia mencontohkan semakin maraknya konflik-konflik yang terjadi di antara kelompok-kelompok masyarakat, seperti kelompok etnis, agama, suku, ras, hingga golongan politik, patut menjadi perhatian utama masyarakat.
"Kita tidak bisa menyikapinya sebagai gejala sosial biasa, karena ini bisa saja dilakukan oleh tangan-tangan asing yang menginginkan bangsa ini hancur," kata dia.

Menurutnya  bangsa Indonesia sekarang ini sebagian besar sudah di kuasai asing hal tersebut bisa diliat pada peta wilayah kepemilikan migas dan gas bumi, metana dan batu bara di indonesia.

Kata Agus, Proxy war dikenal sebagai perang yang terjadi ketika lawan kekuatan menggunakan pihak ketiga sebagai pengganti berkelahi satu sama lain secara langsung.

Sementara kekuasaan kadang-kadang digunakan pemerintah sebagai proxy, aktor non-negara kekerasan, dan tentara bayaran pihak ketiga lainnya yang lebih sering digunakan.

Menurut Agus, latar belakang konflik masa kini telah berubah dari memperebutkan energi tak terbarui (minyak) menjadi memperebutkan pangan, air dan energi hayati. Sementara, lokasi konflik kini bergeser ke garis ekuator, dimana banyak terdapat kekayaan hayati di dunia.

Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di daerah equator dengan kekayaan alam yang melimpah, tentunya menjadi sasaran utama perebutan bangsa asing di masa yang akan datang. "Inilah ancaman nyata bagi Bangsa Indonesia," tegas Agus.

Selain itu, kata dia, kita  juga harus memperhatikan ancaman perang media sosial (cyber war). Peran media sosial melalui jaringan broadband Keterhubungan global yang tanpa gerbang cyber telah membuat NKRI menjadi negara tanpa tapal batas.

"Seluruh pemegang smartphone dan gadget lainnya bebas berhubungan dengan siapa saja di mana saja dan kapan saja, dari tempat terbuka ataupun tempat pribadi, kita hanya kelik kita bisa melihat siapa apa yang kita mau lihat," tandas Agus.

Maka tanpa kehadiran kendali negara di dunia cyber Indonesia, kedaulatan NKRI niscaya tidak ada lagi. Ideologi, politik, dan sosial-budaya dari manapun dapat dengan mudah diakses dan dikirim masuk ke wilayah NKRI melalui jaringan broadband global.

"Catatan anak dan pemuda yang menjadi korban kejahatan cyber sudah cukup banyak, ajakan radikalisme, pornografi, pornografi-anak, ataupun bully secara online, adalah daftar panjang dampak keterhubungan global," pungkasnya.


EmoticonEmoticon