MAKASSAR-- Cuaca buruk yang melanda Makassar, Sulawesi Selatan dalam beberapa hari terakhir membuat beberapa nelayan takut melaut dan memilih menyandarkan kapalnya di sepanjang dermaga, hingga kondisi cuaca kembali normal.
Para nelayan mengaku jika nekat melaut akan mengeluarkan ongkos oprasional lebih banyak. "Kami tidak mau ambil resiko, terpaksa menunggu cuaca bagus lagi baru kembali melaut," tutur Rahman, nelayan Makassar. Minggu (26/12/15).
Rahman mengatakan bila cuaca buruk, mereka tidak bisa menjaring ikan jauh-jauh, melainkan hanya di sekitar pinggiran perairan makassar, karena itu hasil tangkapan kurang memuaskan.
"Sejak pertengahan bulan Desember ini cuaca tidak menentu badai dan ombak tinggi sering terjadi sehingga para nelayan tidak berani untuk melaut, kalaupun melaut tidak bisa jauh-jauh ke tengah," katanya
Kata dia, hasil tangkapan ikan hanya cukup untuk makan keluarga saja, tidak bisa untuk dijual. Jangankan untuk penjual ke pasar untuk diri sendiri saja kurang," katanya.
"Sekarang ini susah dapat ikan karena tidak berani menuju ke tengah laut. Cuaca tidak menentu. Kadang pas berangkat cuaca terang, tiba-tiba mendung dan turun hujan disertai badai. Itu yang membuat takut para nelayan untuk melaut jauh," katanya.
Ia mengaku mengisi waktu sambil memperbaiki kapal yang bocor dan juga memperbaiki jaring. Katanya cuma itu yang bisa dikerjakannya sepanjang cuaca masih tidak menentu. Sementara sebagian nelayan yang lain lebih memilih memancing untuk kebutuhan keluarganya di rumah.
Sebelumnya, Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Peternakan (DKP3) Kota Makassar mengimbau para nelayan ekstra hati-hati saat melaut. Pasalnya, cuaca di kota mulai tidak menentu.
"Nelayan ekstra hati-hati melaut. Nelayan pulau Makassar betul-betul memperhatikan kondisi awan di udara. Kalau dari jarak jauh pandangan mata tidak ada potensi badai, baru berani melaut,"
Ia menerangkan, hujan disertai angin merupakan siklus tahunan. Desember ini, hujan disertai angin mulai dirasakan masyarakat Kota Makassar.
Hujan tidak menjadi masalah bagi nelayan. Namun, angin kencang yang sulit diprediksi inilah yang berpotensi membahayakan para nelayan.
Menurut Rahman, Januari-Februari 2016 diprediksi terjadi peningkatan ekskalasi hujan. Peningkatan ekskalasi hujan akan seiring dengan penurunan produksi ikan.
2 komentar
mantap...
www.upeks.co.id
http://upeks.co.id/
EmoticonEmoticon